UJI EFEKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun pepaya (EEDP) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan, menentukan dosis yang paling efektif, dan membandingkannya dengan glibenklamid. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan post-test only control group design. Sampel daun pepaya dikumpulkan secara purposive dari Kabupaten Batu Bara, diolah menjadi obat sederhana, dan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan etanol 96%. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa EEDP mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan steroid/triterpenoid. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok: kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kontrol positif (glibenklamid 0,45 mg/kgBB), dan tiga kelompok perlakuan dosis EEDP 100, 200, dan 400 mg/kgBB. Induksi diabetes dilakukan dengan menggunakan aloksan monohidrat. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glukometer sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EEDP pada ketiga dosis mampu menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Dosis 400 mg/kgBB memberikan penurunan paling besar dan mendekati efektivitas glibenklamid. Uji statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok EEDP pada dosis 400 mg/kgBB dan glibenklamid (p>0,05), yang mengindikasikan bahwa efek antidiabetik EEDP sebanding dengan obat konvensional. Mekanisme penurunan glukosa darah diduga terkait dengan kemampuan flavonoid untuk meningkatkan sensitivitas insulin, melindungi sel β pankreas, dan menghambat enzim α-glukosidase. Sebagai kesimpulan, EEDP berpotensi sebagai agen antidiabetik alami, dengan dosis optimal 400 mg/kgBB, yang efektivitasnya sebanding dengan glibenklamid. Temuan ini mendukung penggunaan daun pepaya sebagai obat tradisional yang aman, terjangkau, dan mudah didapat, serta membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan fitofarmaka antidiabetik.


